Saturday, January 9, 2010
W4nit4 Cantik ad4lah
Tampil cantik adalah dambaan setiap wanita. Dengan kecantikan yang dimilikinya seorang wanita akan lebih percaya diri dalam memaknai eksistensi dirinya. Sebagai manusia, keinginan wanita untuk tampil cantik agar dikagumi banyak orang, dihargai, dicintai, dan juga agar mendapat limpahan kasih sayang dari lawan jenisnya (kekasihnya) sangat manusiawi. Untuk mewujudkan keinginannya tersebut tidak jarang mereka memanfaatkan sesuatu yang terdapat dalam dirinya yang dianggap punya daya tarik tersendiri seoptimal mungkin. Sebelum lebih jauh membahas tentang hakikat kecantikan seorang wanita, sebenarnya cantik itu apa sih artinya? Sampai saat ini belum pernah ada batasan yang jelas tentang definisi cantik tersebut, karena hal itu sangat relatif. Setiap hal yang ada kaitannya dengan masalah selera manusia, tentu pengertiannya akan bermacam-macam. Seperti juga pengertian untuk kata sifat yang satu ini, tergantung dari sudut pandang seseorang dalam mendefinisikannya, mulai dari batasan tentang cantik secara sempit sampai dengan batasan cantik yang cakupannya lebih luas serta universal. Adalah hak semua orang untuk mempunyai argumen masing-masing tentang definisi dari kata cantik itu. Namun demikian, perlu kiranya kita merenungkan secara mendalam hakikat dari pengertian cantik itu sendiri, agar tidak terjebak pada hal-hal yang tidak diinginkan dalam menyikapinya. Jaman sekarang banyak orang beranggapan bahwa yang berhak disebut cantik itu hanya benda kongkrit yang indah atau wajah perempuan yang menarik. Dan yang seksi dari seorang wanita adalah hanya tubuh (fisiknya) saja, sehingga untuk mencapai keinginannya itu terkadang parawanita hanya berorientasi pada usaha-usaha ke arah perbaikan penampilan luarnya (fisiknya). Lalu didatangilah salon-salon kecantikan yang menawarkan pelayanan yang memuaskan, tak peduli berapapun budget yang harus ia keluarkan dari dompetnya. Kemudian dicarilah formula-formula kecantikan yang jitu, yang bisa membantunya memoles dan merekayasa, serta meremajakan kembali wajah dan tubuhnya tanpa memikirkan resiko dan efek negatif yang kelak harus ditanggungnya. Tentu hal ini pun merupakan hak mereka sebagai individu yang mempunyai hasrat dan keinginan sendiri-sendiri. Tapi jika kita mau berpikir jernih dan merenung, arti cantik itu sebenarnya tidak sesempit yang mereka kira. Cantik bukan hanya milik wujud yang kasat mata saja, tetapi cantik juga berhak diterapkan kepada setiap perilaku yang serba positif dan mengesankan atau kepribadian menarik seorang perempuan. Kecantikan yang terpancar dari kepribadian seseorang itu lazim disebut dengan istilah inner beauty. Penulis berpendapat, kecantikan yang terpancar dari dalam jiwa inilah yang lebih menggoreskan kesan yang mendalam di setiap orang yang mengenal pemiliknya. Kecantikan yang terpancar dari dalam jiwa seseoranglah yang tak lekang oleh panas, tak lapuk oleh hujan. Cuma masalahnya, untuk memiliki kepribadian yang cantik tersebut tidak semudah orang mendatangi salon-salon kecantikan. Inner beauty berkaitan erat dengan berbagai aspek kepribadian yang proses pembentukannya perlu dukungan berbagai faktor, seperti sifat bawaan, latar belakang pendidikan baik informal maupun formal, lingkungan dimana dia tinggal, dsb. Kesimpulannya, inner beauty adalah hasil dari proses pembentukan kepribadian manusia yang panjang, kontinu, dan komprehensif, dengan tidak mengabaikan kesehatan, kecantikan, dan keindahan fisik tentu saja. Tetapi hal itu juga bukan berarti inner beauty adalah sesuatu yang mustahil untuk diwujudkan. Hanya cara mewujudkannya (perlu sekali lagi ditandaskan) tidak semudah membeli sebuah produk kecantikan. Banyaknya asumsi bahwa cantik itu hanya berlaku untuk penampilan fisik saja, terbukti dengan berlimpahnya produk-produk kecantikan di pasaran. Dari mulai produk yang harganya murah sampai dengan produk yang harganya hanya bisa dijangkau oleh kalangan jetset. Dari mulai produk yang aman digunakan sampai produk yang sangat berbahaya untuk kesehatan si pemakai. Banyaknya opini bahwa cantik fisik lebih utama dari pada cantik dari segi kepribadian, terbukti dengan bertebarannya klinik-klinik perawatan kecantikan dan spa. Di kalangan selebritis telah lama populer perawatan kecantikan dengan teknik akupunktur (teknik tusuk jarum). Dari teknik tersebut lahir cabang baru yang merupakan modifikasi dari teknik tusuk jarum ini, yaitu aquapunktur, teknik memasukkan cairan berupa vitamin melalui titik-titik akupunktur. Barangkali bila cairan yang dimasukkan ke dalam pori-pori kulit wajah si pemakai adalah cairan berupa vitamin atau cairan yang berasal dari ekstrak tanaman, kiranya tak masalah. Tetapi bagaimana bila cairan yang disuntikan ke dalam kulit wajah seorang muslimah berasal dari zat yang diharamkan oleh agama Islam? Karena belakangan ini disinyalir ada beberapa produk kosmetika terutama yang biasa digunakan untuk teknik aquapunktur yang berasal dari lemak babi. Ironisnya, ketika MUI (Majelis Ulama Indonesia) mengumumkan kepada khalayak, bahwa beberapa produk kosmetika dilarang dikonsumsi dengan alasan mengandung zat yang haram dalam Islam, beberapa orang selebritis, muslim lagi, memberikan pernyataan-pernyataan yang tidak mendasar untuk menepis fatwa MUI tersebut. Dengan munculnya fatwa itu seolah-olah mereka merasa terganggu kenyamanannya dalam menggunakan produk-produk kecantikan yang sudah jelas haramnya. Dalam acara Insert di Trans TV, pada tanggal 12 Oktober 2006, jam 17.00, seorang artis senior mengatakan, “Hak kami untuk menggunakan produk kecantikan apa pun!” Seorang artis ternama dan go internasional mengaku, “Tak masalah, dari bahan apa pun kosmetika itu dibuat!” Komentar lucu juga keluar dari mulut seorang wanita yang katanya seorang intelektual, dia mantan putri Indonesia, ketika mendengar ada fatwa MUI yang mengharamkan beberapa kosmetika, dengan nada menyalahkan dia berujar, “Kenapa tidak dari dulu hal itu diumumkan? Kenapa diberitakannya baru sekarang?” Sudah menjadi kewajiban MUI sebagai lembaga dakwah tertinggi di Indonesia mencegah dan melarang hal terburuk terjadi dan menimpa umat Islam demi kemaslahatan umat Islam itu sendiri. Tapi ternyata usaha dan niat baik majelis itu –apalagi majelis ini beranggotakan para ulama– tidak selamanya disambut dan diterima dengan baik pula oleh umatnya. Demi mewujudkan kecantikannya, kini banyak kaum hawa yang sudah tidak mengindahkan etika dan syariat agama. Mereka lupa, bahwa pamor dan kecantikan mereka yang saat ini tengah berbinar-binar bak bintang kejora itu, perlahan tapi pasti akan meredup jua ditelan usia. Tapi inner beauty yang kadang terpancar secara tak disadari oleh pemiliknya, adalah cahaya yang “abadi”.*** for love n understanding:-)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
waaaa, ternyata ngeblog juga. minta izin nglink blognya ya... :)
Post a Comment